Asumsi Pokok
Pendekatan
Fungsional dalam mengaji Komunikasi Politik memiliki ciri utama
adanya
kepercayaan pandangan tentang berfungsinya struktur yang berada di luar diri
pengamat.
Pendekatan ini menekankan mengenai cara-cara untuk mengorganisasikan dan
mempertahankan
suatu sistem. Fungsi dapat dilihat sebagai upaya manusia untuk
mempertahankan
hidupnya baik karena alasan komunikasi maupun politik.
Dalam sistem
politik, terdapat lembaga-lembaga atau struktur-struktur, seperti
parlemen,
birokrasi, badan peradilan, dan partai politik yang menjalankan fungsi-fungsi
tertentu,
yang selanjutnya memungkinkan sistem politik tersebut untuk merumuskan dan
melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaannya.
Menurut
pendapat Gabriel A. dan James Coleman dalam The Politics of Developing
Areas (1960)
terdapat 4 asumsi pokok mendasar dari pendekatan fungsional ini
1. Semua
sistem politik memiliki struktur politik
2. Semua
sistem politik, baik yang modern maupun primitif, menjalankan fungsi
yang sama
walaupun frekuensinya berbeda yang disebabkan oleh perbedaan
struktur.
3. Semua
struktur politik memiliki sifat multifungsi
4. Semua
sistem politik merupakan sistem campuran apabila dipandang dari
pengertian
kebudayaan.
Sejarah
Perkembangannya
Pendekatan
Strktur Fungsional dalam memahami Komunikasi Politik pertama kali
diperkenalkan
oleh Gabriel A. Almond. Ia menerapkan teori dari sistem politik karya
David Easton (The Political System, 1953) dengan melakukan sejumlah
modifikasi. Jika Easton membangun suatu grand theory, maka Almond membangun
suatu middle-range
theory.
Pada awalnya
Gabriel A. Almond dalam Comparative Political Systems (1956)
mengajukan
tiga asumsi mendasar dalam pendekatan struktural fungsional ini.
1. Sistem
menandai totalitas interaksi di antara unit-unitnya serta keseimbangan di
dalam sistem
selalu berubah.
2. Hal
penting dalam sistem politik bukan semata-mata lembaga formal, melainkan
juga
struktur informal serta peran yang dijalankannya.
3. Budaya
politik adalah kecenderungan utama dalam sistem politik, di mana budaya
inilah yang
membedakan satu sistem politik dengan sistem politik lain.
Karena
perkembangan zaman Almond berusaha untuk memperbaiki asumsi tersebut.
Kini ia
menghindarkan keterjebakan analisa sistem politik dari kontitusi/lembaga
politik
formal
menjadi ke arah struktur serta fungsi yang dijalankan masing-masing unit dalam
sistem
politik. Fungsi menggantikan konsep power, sementara struktur menggantikan
konsep
lembaga politik formal.
Menurut
pendapat Gabriel A. dan James Coleman dalam The Politics of Developing
Areas (1960)
terdapat 4 asumsi pokok mendasar dari pendekatan fungsional ini
1. Semua
sistem politik memiliki struktur politik
2. Semua
sistem politik, baik yang modern maupun primitif, menjalankan fungsi
yang sama
walaupun frekuensinya berbeda yang disebabkan oleh perbedaan
struktur.
3. Semua
struktur politik memiliki sifat multifungsi
4. Semua
sistem politik merupakan sistem campuran apabila dipandang dari
pengertian
kebudayaan.
Selain
mengajukan keempat asumsi dasar tersebut, Almond juga memodifikasi input
serta output
yang dimaksudkan David Easton. Bagi Almond, secara fungsional setiap
sistem
politik memiliki fungsi-fungsi input serta output, yang rinciannya sebagai
berikut :
· Fungsi Input terdiri atas :
o
Sosialisasi dan rekrutmen politik
o Artikulasi
kepentingan
o Agregasi
(pengelompokan) kepentingan
o Komunikasi
politik
· Fungsi output terdiri atas :
o Pembuatan
peraturan
o Penerapan
peraturan
o Pengawasan
peraturan
Sosialisasi
dan rekrutmen politik meliputi rekrutmen individu dari aneka kelas
masyarakat,
etnik, kelompok, dan sejenisnya untuk masuk ke dalam partai politik,
birokrasi,
dan sebagainya. Artikulasi kepentingan merupakan ekspresi kepentingan
politik dan
tuntutan untuk melakukan tindakan. Pengelompokan kepentingan merupakan
penyatuan
tuntutan dan dukungan dari masyarakat yang diartikulasikan oleh partai
politik,
kelompok kepentingan, dan entitas politik lainnya. Komunikasi politik melayani
proses
komunikasi di antara seluruh entitas politik yang berkepentingan oleh sebab
baik
sosialisasi
dan rekrutmen politik, artikulasi kepentingan, dan agregasi kepentingan semua
disuarakan
melalui proses komunikasi politik.
Di level
fungsi output, proses yang berlangsung adalah dalam konteks pemisahan
kekuasaan
trias politika menurut Montesquieu. Pembuatan peraturan dilakukan oleh
lembaga
legislatif, pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga eksekutif, sementara
pengawasan
dilakukan oleh lembaga yudikatif.
Kelebihan
dan Kekurangan
Kelebihan pendekatan
ala Almond ini terletak pada terpisahnya dengan jelas antara
lembaga
politik yang satu dengan yang lain berdasarkan pada tugas dan fungsinya. Bila
ini
dijalankan dengan baik maka sistem politik suatu negara dapat berjalan seperti
yang
diharapkan.
Komunikasi yang baik di tingkat masyarakat sebagai sarana input dapat
membuat
mereka memberikan suara atau dukungan kepada partai politik atau individu
untuk duduk
di pemerintahan. Sedangkan di tingkatan output keberadaan lembaga
legislatif,
eksekutif, dan yudikatif yang menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik
akan dapat
saling melengkapi untuk mengatur negara.
Sementara
kekurangannya akan sangat terasa bila tidak ada lagi komunikasi yang
baik atau
kepercayaan baik di tingkatan input maupun output. Pelaksanaan yang
berlebihan
terhadap fungsi suatu lembaga juga akan membuat lembaga yang satu merasa
lebih kuat
dibandingkan lembaga yang lain. Dengan demikian lembaga yang lain hanya
akan sibuk
mempertahankan diri dibandingkan mengurusi negara. Sebagai contoh
persaingan
antara lembaga eksekutif dengan legislatif
0 komentar:
Posting Komentar