Adele - Set Fire To The Rain

Jumat, 08 April 2016

Pendekatan Fungsional Komunikasi Politik



Asumsi Pokok
Pendekatan Fungsional dalam mengaji Komunikasi Politik memiliki ciri utama
adanya kepercayaan pandangan tentang berfungsinya struktur yang berada di luar diri
pengamat. Pendekatan ini menekankan mengenai cara-cara untuk mengorganisasikan dan
mempertahankan suatu sistem. Fungsi dapat dilihat sebagai upaya manusia untuk
mempertahankan hidupnya baik karena alasan komunikasi maupun politik.
Dalam sistem politik, terdapat lembaga-lembaga atau struktur-struktur, seperti
parlemen, birokrasi, badan peradilan, dan partai politik yang menjalankan fungsi-fungsi
tertentu, yang selanjutnya memungkinkan sistem politik tersebut untuk merumuskan dan
melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaannya.
Menurut pendapat Gabriel A. dan James Coleman dalam The Politics of Developing
Areas (1960) terdapat 4 asumsi pokok mendasar dari pendekatan fungsional ini
1. Semua sistem politik memiliki struktur politik
2. Semua sistem politik, baik yang modern maupun primitif, menjalankan fungsi
yang sama walaupun frekuensinya berbeda yang disebabkan oleh perbedaan
struktur.
3. Semua struktur politik memiliki sifat multifungsi
4. Semua sistem politik merupakan sistem campuran apabila dipandang dari
pengertian kebudayaan.
Sejarah Perkembangannya
Pendekatan Strktur Fungsional dalam memahami Komunikasi Politik pertama kali
diperkenalkan oleh Gabriel A. Almond. Ia menerapkan teori dari sistem politik karya
David Easton (The Political System, 1953) dengan melakukan sejumlah modifikasi. Jika Easton membangun suatu grand theory, maka Almond membangun suatu middle-range
theory.
Pada awalnya Gabriel A. Almond dalam Comparative Political Systems (1956)
mengajukan tiga asumsi mendasar dalam pendekatan struktural fungsional ini.
1. Sistem menandai totalitas interaksi di antara unit-unitnya serta keseimbangan di
dalam sistem selalu berubah.
2. Hal penting dalam sistem politik bukan semata-mata lembaga formal, melainkan
juga struktur informal serta peran yang dijalankannya.
3. Budaya politik adalah kecenderungan utama dalam sistem politik, di mana budaya
inilah yang membedakan satu sistem politik dengan sistem politik lain.
Karena perkembangan zaman Almond berusaha untuk memperbaiki asumsi tersebut.
Kini ia menghindarkan keterjebakan analisa sistem politik dari kontitusi/lembaga politik
formal menjadi ke arah struktur serta fungsi yang dijalankan masing-masing unit dalam
sistem politik. Fungsi menggantikan konsep power, sementara struktur menggantikan
konsep lembaga politik formal.
Menurut pendapat Gabriel A. dan James Coleman dalam The Politics of Developing
Areas (1960) terdapat 4 asumsi pokok mendasar dari pendekatan fungsional ini
1. Semua sistem politik memiliki struktur politik
2. Semua sistem politik, baik yang modern maupun primitif, menjalankan fungsi
yang sama walaupun frekuensinya berbeda yang disebabkan oleh perbedaan
struktur.
3. Semua struktur politik memiliki sifat multifungsi
4. Semua sistem politik merupakan sistem campuran apabila dipandang dari
pengertian kebudayaan.
Selain mengajukan keempat asumsi dasar tersebut, Almond juga memodifikasi input
serta output yang dimaksudkan David Easton. Bagi Almond, secara fungsional setiap
sistem politik memiliki fungsi-fungsi input serta output, yang rinciannya sebagai berikut :
· Fungsi Input terdiri atas :
o Sosialisasi dan rekrutmen politik
o Artikulasi kepentingan
o Agregasi (pengelompokan) kepentingan
o Komunikasi politik
· Fungsi output terdiri atas :
o Pembuatan peraturan
o Penerapan peraturan
o Pengawasan peraturan
Sosialisasi dan rekrutmen politik meliputi rekrutmen individu dari aneka kelas
masyarakat, etnik, kelompok, dan sejenisnya untuk masuk ke dalam partai politik,
birokrasi, dan sebagainya. Artikulasi kepentingan merupakan ekspresi kepentingan
politik dan tuntutan untuk melakukan tindakan. Pengelompokan kepentingan merupakan
penyatuan tuntutan dan dukungan dari masyarakat yang diartikulasikan oleh partai
politik, kelompok kepentingan, dan entitas politik lainnya. Komunikasi politik melayani
proses komunikasi di antara seluruh entitas politik yang berkepentingan oleh sebab baik
sosialisasi dan rekrutmen politik, artikulasi kepentingan, dan agregasi kepentingan semua
disuarakan melalui proses komunikasi politik.
Di level fungsi output, proses yang berlangsung adalah dalam konteks pemisahan
kekuasaan trias politika menurut Montesquieu. Pembuatan peraturan dilakukan oleh
lembaga legislatif, pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga eksekutif, sementara
pengawasan dilakukan oleh lembaga yudikatif.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan pendekatan ala Almond ini terletak pada terpisahnya dengan jelas antara
lembaga politik yang satu dengan yang lain berdasarkan pada tugas dan fungsinya. Bila
ini dijalankan dengan baik maka sistem politik suatu negara dapat berjalan seperti yang
diharapkan. Komunikasi yang baik di tingkat masyarakat sebagai sarana input dapat
membuat mereka memberikan suara atau dukungan kepada partai politik atau individu
untuk duduk di pemerintahan. Sedangkan di tingkatan output keberadaan lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik
akan dapat saling melengkapi untuk mengatur negara.
Sementara kekurangannya akan sangat terasa bila tidak ada lagi komunikasi yang
baik atau kepercayaan baik di tingkatan input maupun output. Pelaksanaan yang
berlebihan terhadap fungsi suatu lembaga juga akan membuat lembaga yang satu merasa
lebih kuat dibandingkan lembaga yang lain. Dengan demikian lembaga yang lain hanya
akan sibuk mempertahankan diri dibandingkan mengurusi negara. Sebagai contoh
persaingan antara lembaga eksekutif dengan legislatif


0 komentar:

Posting Komentar